Profesi dan spesialisasi Bedah Mulut & Maksilofasial berkembang mulanya dari sebutan yang sederhana yaitu Bedah Mulut (Oral Surgery). Di banyak negara sebutan ini melekat pada dokter gigi praktisi yang melakukan pendidikan khusus terhadap bidang yang menyangkut aspek bedah dalam menjalankan profesinya.
Bedah Mulut dan Maksilofasial (Oral & Maxillofacial Surgery). Maxillo berasal dari bahasa latin yang berarti rahang, facial juga berasal dari bahasa latin yang menunjukan keahlian spesialisasi ini untuk melakukan tindakan bedah di daerah wajah.
Selama perjalanan kurang lebih 100 tahun, para ahli Bedah Mulut kemudian mengembangkan keterampilan dan keahlian tidak hanya menangani kelainan di sekitar mulut dan rahang, tapi juga wajah dan leher. Banyak ahli Bedah Mulut menambah pendidikannya dengan menempuh pendidikan dokter dan atau memperoleh pengalaman yang lebih dalam tentang aspek bedah secara formal. Selama tahun 80-an ekstensi perluasan dan pendalaman spesialis ini direfleksikan dengan perubahan nama menjadi Bedah Mulut dan Maksilofasial (Oral & Maxillofacial Surgery). Maxillo berasal dari bahasa latin yang berarti rahang, facial juga berasal dari bahasa latin yang menunjukan keahlian spesialisasi ini untuk melakukan tindakan bedah di daerah wajah.
Pelayanan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial :
Seorang dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial sebagian besar menghadapi kasus-kasus dan prosedur perawatan seperti tersebut dibawah ini:
- Melakukan prosedur diagnosa dan perawatan bedah dentoalveolar (pencabutan gigi bungsu yang tertanam dalam tulang rahang, pencabutan gigi dengan penderita medically compromised, pencabutan gigi dengan tingkat kesulitan tinggi, tandur tulang rahang, bedah preprosthetic untuk penempatan implant gigi atau gigi tiruan).
- Melakukan prosedur diagnosa dan perawatan celah bibir dan langit-langit pada bayi dan anak.
- Melakukan prosedur diagnosa dan perawatan patah tulang daerah gigi, rahang dan tulang-tulang daerah wajah
- Melakukan prosedur diagnosa tumor termasuk kanker daerah kepala dan leher (bekerja sama dengan bedah kepala dan leher).
- Melakukan prosedur diagnosa dan perawatan kista dan tumor daerah rongga mulut dan maksilofasial.
- Melakukan prosedur diagnosa dan perawatan kelainan dysgnathia (oklusi gigitan terbalik atau tidak tepat) dan orthognatik reconstructive surgery, orthognathic surgery, maxillomandibular advancement, bedah koreksi asymetri wajah.
- Melakukan prosedur diagnosa dan perawatan pada pasien yang mempunyai keluhan nyeri wajah.
- Melakukan prosedur diagnosa dan perawatan segala kondisi yang berkaitan dengan sendi rahang.
- Melakukan prosedur diagnosa dan perawatan posisi rahang yang tumbuh tidak tepat ke posisi yang diinginkan (bekerjasama dengan spesialis ortodonsi
- Melakukan prosedur diagnosa dan perawatan distraksi osteogenesis.
- Mengganti gigi dengan implant yang menyatu dengan tulang.
- Bekerjasama dengan spesialis kedokteran gigi yg lain seperti ortodonsi, prosthodonsia, konservasi, pedodonsia, periodonsia dan penyakit mulut
- Bekerjasama dengan spesialis anestesiologi dan reanimasi untuk pembiusan umum
- Bekerjasama dengan spesialis bedah umum untuk pengambilan graft/tandur tulang atau jaringan lunak di luar wajah dan rahang
- Bekerjasama dengan spesialis bedah lain dan profesi spesialis kedokteran yang lain untuk menunjang keberhasilan perawatan bedah mulut dan maksilofasial
Secara umum Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut mengandung kurikulum yang berisi empat kelompok besar mata ajaran yaitu ilmu kedokteran dasar (basic medical science), ilmu kedokteran klinis (basic clininal science), ilmu bedah dasar (basic surgical science), dan ilmu bedah mulut & maksilofasial-nya sendiri.
Ilmu kedokteran dasar terdiri dari ilmu-ilmu dasar misalnya anatomi bedah, fisiologi, farmakologi, patologi anatomi, patologi klinik, dll.
Ilmu kedokteran klinis terdiri dari cabang-cabang ilmu kedokteran klinis dasar yang harus dikuasai untuk menunjang keahlian sebagai seorang spesialis Bedah Mulut & Maksilofasial, terdiri dari ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak, anestesi dan reanimasi, ilmu peny THT-KL, radiologi, ilmu bedah, ilmu peny mata, ilmu peny saraf. Masing-masing pusat pendidikan memiliki kebijakan sendiri mengenai jumlah ilmu kedokteran klinis yang harus diikuti, tetapi biasanya pendidikan dilakukan melalui stase di bagian/cabang ilmu tersebut mirip sebagaimana halnya pendidikan yang harus dilalui oleh calon dokter umum.
Ilmu Bedah Dasar harus dilalui oleh residen/trainee Bedah Mulut & Maksilofasial sebagaimana halnya program pendidikan untuk ahli bedah lainnya. Sementara ini, stase di bedah dasar pada setiap pusat pendidikan mempunyai kekhasan masing-masing, dengan waktu berkisar mulai dari 6 bulan sampai 1,5 semester.
Ilmu bedah Mulut & Maksilofasial terdiri dari beberapa cabang ilmu berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang spesialis bedah Mulut & Maksilofasial, di antaranya adalah bedah dentoalveolar, bedah praprostetik, implantologi, infeksi, kelainan kongenital, kista-neoplasma jinak & ganas, kelainan kelenjar ludah, facial pain-kelainan saraf kranial V & VII, traumatologi, kelainan & bedah TMJ, bedah ortognatik & osteodistraksi, special care in dentistry (pengelolaan medically compromised patient).
Saat ini data Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut Maksilofasial didapatkan dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia berjumlah 723 orang dengan spesialisasi seperti berikut :
- Bedah Orthognatik dan Osteodistraksi : 13
- Bedah Celah Oral dan Maksilofasial : 44
- Bedah Trauma Oral Maksilofasial dan Kelainan TMJ : 92
- Bedah Implant Dental dan Maksilofasial : 12
- Bedah Pediatrik Oral dan Maksilofasial : 6
- Spesialis Bedah Mulut (Sp1) : 556